Senin, 07 Juli 2008

Tulisan untuk bunga

   dedicated to fleur
   Its been long time since i intend to write this and now in the midlle of night, when MLTR sing their song i decided tahat its the time.
  bunga tentu kita masih ingat waktu yang tlah berselang lama, mungkin sat ini kita sedang berada dalam perjalanan kembali ke kediaman kita yang berbeda.
  Bunga, tahukah kamu bahwa kita pernah secara tersadar saling memanfaatkan dan saling menjerumuskan.
  Bunga kilasan itu terpapar hampir jelas dan membuat diri ini merasa cukup malu. JAlan yang kita lalui, percakapan yang terjadi, rangkaina peristiwa yang terceritakan seua seolah bagin wajar dalam diri kita. Tapi Bunga kita sama tahu walau kita sama membisu kita sama faham walau kita membungkam kita sama mengerti walau kita menutupi hati.
  Bunga rangkain celoteh tentang kita tak terdengar oleh tirai  nisbi. Puluhan nasehat tak mengena karena teralir ke belakang telinga kiri, dan itu kita lalui sesadar-sadarnya Bunga.
  TAngisan kecewa pernah terjadi saat kau nyatkan asa yang bukan untukku.
  Kecewa itu tak mereda karenalagi lagi kau ungkapkan hal itu. dan saat semua begitu memburam dalam kegalauan harapan dalam perkembangan yang tak terperikan kunyatakan pada dunia bahwa kuberharap kepadamu.
  Seharusnya saat jawabmu tidak semua berakhir. Namun celah hati yang kau buka membuat asa ini masih menggila Bunga. Selam tak ada tanda dan tenda kupikir semua sah-sah saja karena tak ada deklarasi akan apa antara kita. Tapi seklai lagi Bunga kita telah salaing emanfaatkan, membuat pembenaran-pembenaran dan akhirnya membuat masing masing kesakitan.
  Ku tata hati ku matikan alat komunikasi dan berikutnya kabar darimu kudapati bahwa sang bungan akan dituai..
  Kutersenyum karena inilah akhir kisah yang kutulis di masa lalu dan kupilih sendiri bagaimana kuakhiri. Walau taksesuai harapan inilah yang terbaik untuk terlakukan.
  Bunga hingga saat ini penyesalan masih hinggap di hati ini, Bukan.. bukan karena asa ini tak sampai padamu tapi karen ketulian telinmgaku, kebisuan lisanku dan kekerasan hatiku untuk menerima bahwa kau bukan untukku.
  Teruntuk bunga mayang yang pernah menempati sudut hati.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar